Saturday, February 20, 2010

Kerusakan Jalan Sudah Menyesakkan Dada

Persoalan kerusakan jalan sepertinya tidak pernah usai. Namun, keterbatasan dana selalu menjadi alasan klasik sehingga persoalan transportasi darat ini seolah tidak mampu ditangani.Hal itu seperti yang disuarakan oleh Petrus Sudarmin, legislator dari PDI Perjuangan dari Dapil III yang meliputi Kecamatan Entikong, Sekayam, Kembayan, Beduai dan Noyan ini kepada Kapuas Post kemarin.
Menurut pria ramah ini, persoalan kerusakan jalan di wilayah Kecamatan Noyan khususnya, menjadi masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat sekarang ini. Misalnya pada jalur antara Sejuah – Noyan sepanjang 20 kilometer, ada beberapa titik yang kerusakannya sungguh menyesakkan dada. Demikian pula pada jalur Sei Dangin – Empoto dan bahkan di jalur Simpang Noyan – Noyan, karena rusak parah sehingga ada yang berisiniatif menanami pohon pisang di tengah jalan. Tidak diketahui secara pasti, pisang yang ditanam itu jenis apa, namun yang jelas perbuatan itu sebagai bentuk protes dan kekecewaan masyarakat.

“Di beberapa jalur tersebut, salah satu factor penyebab kerusakan jalan adalah aktivitas sejumlah perusahaan perkebunan yang beroperasi di wilayah tersebut,” katanya.

Untuk itu Sudarmin juga tidak sependapat berkaitan dengan adanya selentingan yang menyebutkan ada warga yang akan menutup jalan yang alami kerusakan tersebut. Alasan Sudarmin tidak setuju akan hal itu, karena yang akan dirugikan juga akhirnya masyarakat. Perekonomian tidak dapat berjalan dengan baik, karena transportasi terkendala. Sementara itu sejumlah perusahaan yang beroperasi di daerah tersebut adalah aset penting.

“Untuk itu, saya menginginkan supaya perbaikan dan pemeliharaan jalan agar tidak sepenuhnya dibebankan kepada Pemerintah Daerah. Namun, pihak perusahaan yang juga memanfaatkan jalur tersebut harus ikut bertanggung jawab dalam hal perbaikan dan pemeliharaan, karena mereka juga menggunakan jalan tersebut,” tandasnya.
Selain itu, alokasi dana dari APBD Sanggau untuk infrastruktur ke Kecamatan Noyan yang minim, memang menyebabkan penanganan terhadap perbaikan dan pemeliharaan jalan tidak dapat maksimal. Kalaupun ada upaya perbaikan berupa penimbunan tanah baik yang dilakukan oleh pihak perusahaan maupun dari pemerintah, biasanya tidak dapat bertahan lama.

“Yang tidak kalah pentingnya, kontraktor yang melakukan perbaikan jalan agar bekerja dengan baik.Masyarakat biasanya tidak peduli,siapa pun kontraktornya, apakah kontraktor lokal ataupun dari luar, yang penting adalah hasil kerjanya. Masyarakat membutuhkan kontraktor yang mau bekerja dengan baik dan berkualitas,” tandasnya.(KapuasPost 19/02/10)

Baca Juga !

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More