Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalbar prihatin atas fenomena sikap kalangan muda Kalbar yang kurang berminat menggeluti pekerjaan sektor pertanian dan perkebunan. Padahal dua sektor tersebut menyerap tenaga kerja cukup banyak. Akibatnya, banyak perusahaan yang bergerak di bidang pertanian dan perkebunan mengambil tenaga kerja dari pulau Jawa. Para pemuda asal Kalbar lebih cenderung membidik pekerjaan sebagai PNS atau bidang industri. Padahal kerja di bidang tersebut terbatas.
Berdasarkan data statistik, jumlah angkatan kerja Kalbar pada Februari 2011 mencapai 2,26 juta orang, bertambah sekitar 60 ribu orang dibandingkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2010 sebesar 2,20 juta orang. Namun angka ini berkurang sekitar 21 ribu orang jika dibandingkan keadaan Februari 2010 sebesar 2,28 juta orang.
Sementara jumlah penduduk Kalbar yang bekerja pada Februari 2011 mencapai 2,14 juta orang, bertambah 48,6 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2010 sebesar 2,09 juta orang, namun berkurang 7,9 ribu orang jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2010 sebesar 2,15 juta orang.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Kalbar pada Februari 2011 mencapai 4,99 persen, naik 0,37 poin dibandingkan keadaan Agustus 2010 yang besarnya 4,62 persen. Namun mengalami penurunan 0,51 poin terhadap keadaan Februari 2010 yang besarnya 5,5 persen.
Pada Februari 2011, jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh/karyawan sebesar 556 ribu (25,96 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap sebesar 513 ribu orang (23,93 persen) dan berusaha sendiri sebanyak 355 ribu orang (15,56 persen). Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2011, sebesar 1,25 juta (58,51 persen) bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan yang bekerja kurang dari 8 jam sebanyak 30 ribu orang (1,42 persen).
Memang tidak semua pemuda Kalbar yang terkesan ogah bekerja di sektor pertanian dan perkebunan itu kesalahan mereka. Tidak semuanya salah mereka tetapi kondisi kerjanya yang memang kurang baik. Kondisi kerja di sektor pertanian dan perkebunan masih tergolong konvensional. Alat-alat yang digunakan masih bersifat tradisional yang mengakibatkan tidak adanya kebanggaan bagi orang-orang yang bekerja di sektor tersebut.
Diharapkan agar pemerintah melalui institusi terkait menyediakan peralatan kerja yang memadai untuk sektor pertanian. Kondisi ini akan sangat berguna demi produktivitas dan kualitas produksi produk pertanian itu sendiri. Dengan peralatan yang memadai, orang akan senang bekerja di sektor pertanian. Di samping itu, pekerjaan mereka juga akan semakin mudah, sehingga bisa produksi lebih banyak. (EquatorNews 9/9/11)
0 comments:
Post a Comment