NOYAN 24/01/10 - Kemiskinan dan ketertinggalan merupakan salah satu masalah sosial yang saat ini sulit diatasi. Dengan kondisi infrastruktur pedesaan yang serba terbatas menyebabkan sebagian besar desa di Kabupaten Sanggau pada umumnya dikategorikan masih tertinggal. Padahal berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi masalah keterbelakangan dan kemiskinan. Diantaranya adalah program IDT (Inpres Desa Tertinggal), Program Peningkatan Prasarana Desa Tertinggal (P3DT), Jaring Pengaman Sosial (JPS), Program Pengembangan Kecamatan (PPK) dan Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) sudah digulirkan.
Program-program tersebut sebagai upaya pemerintah pusat untuk membantu pemerintah daerah dalam mempercepat pemulihan dan pertumbuhan sosial ekonomi melalui kegiatan peningkatan kapasitas, pemberdayaan masyarakat, melembagakan pelaksanaan pembangunan partisipasif, memperbesar akses masyarakat dan meningkatkan kemudahan hidup masyarakat. Sehingga ditemukan pola perencanaan reguler yang dikenal dengan musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) dengan pola perencanaan yang dikembangkan melalui P2DTK yang lebih menekankan kepada perencanaan partisipasif. Pola ini menempatkan masyarakat untuk terlibat langsung secara luas dan aktif dalam proses pengambilan keputusan pada setiap tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pembangunan. Data yang sebenarnya cukup menyesakkan dada tersebut, pernah terungkap dalam kegiatan Sosialisasi Program Percepatan Pembangunan Desa Tertinggal dan Khusus (P2DTK) tahun lalu.
"Masih banyaknya desa tertinggal ini akan menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bagi kepemimpinan Kabupaten Sanggau pada priode lima tahun ke depan. Harus ada program-program riil untuk mengangkat desa-desa tersebut," ujar Pison warga Noyan , kepada Kapuas Post belum lama ini.
0 comments:
Post a Comment